Bisnis, Jakarta - Pemecatan sejumlah karyawan di beberapa anak perusahaan Sindo juga begini. Tanda tangannya sama. Ini perlakuannya buat kami sangat tidak manusiawi,” ujarnya.

Baca: Kemenaker Panggil Manajemen Koran Sindo Bahas PHK Massal

Hari ini, dia berujar, perusahaan menjadwalkan diskusi mengenai permasalahan itu. Namun, berdasarkan pengakuan dari rekan sejawatnya, proses itu masih belum membuahkan hasil yang sesuai harapan. “Tetap saja nilainya tidak manusiawi. Tidak ada perkembangan signifikan,” kata dia.

Gilbert mengaku terakhir mandapat gaji pada Juni 2017. Dia juga masih sempat menerima dana tunjangan hari raya. Namun, untuk terhitung 1 juli 2017, hubungan kerja antara dia dan perusahaannya sudah tidak berlanjut. Dia masih tidak tahu alasan sesungguhnya pemecatan sejumlah karyawan itu.

“Perusahaan ini menggantung, mereka dilema. Kalau mereka menyatakan bangkrut itu kan harus ada yang mengesahkan dari pengadilan niaga Jakarta Pusat. Sementara Kalau efisiensi, mereka harus membayar pesangon dua kali lipat. Opsi mereka, jalan tengahnya ya menggantung kami. Dengan mengeluarkan surat sepihak ini,” dia mengungkapkan.

Sampai saat ini, dia berujar dari 100 orang rekan kerjanya, 42 karyawan masih dipertahankan dan beberapa dimutasi. Dari keseluruhan karyawan sejawat, Gilbert berujar, yang memiliki masa kerja terendah telah mengabdi selama lima tahun. “Jadi perusahaan memang akan berat untuk meng-cover kami saat terjadi hal seperti ini karena masa kerja paling rendah lima tahun,” kata dia.

CAESAR AKBAR | WAWAN PRIYANTO