Dunia, Caracas- Krisis Venezuela kembali memakan korban dengan 7 anggota parlemen terluka parah saat pendukung presiden Nicolas Maduro melakukan serangan brutal ke gedung parlemen tepat pada hari Kemerdekaan Venezuela ke 206. Sebanyak 7 anggota parlemen yang terluka itu kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Mereka terluka parah gara-gara dipukuli dengan benda tumpul termasuk tongkat kayu, dan pipa besi.
Kebrutalan itu bermula ketika pada Rabu pagi, 5 Juli 2017, ratusan orang berpakaian merah melakukan aksi di depan gedung Parlemen Nasional Venezuela. Aksi itu dilakukan saat anggota parlemen tengah membahas tekanan terhadap Presiden Maduro agar melakukan referendum tentang amandemen konstitusi.
Baca: Presiden Maduro Dukung Serangan ke Gedung Parlemen Venezuela
Tiba-tiba puluhan orang sambil mengacungkan tongkat pemukul dan meneriakan Hidup Revolusi menerobos gerbang depan gedung parlemen dan menyalakan kembang api di area taman di dalam gedung.
Aparat keamanan pun tak kuasa menahan laju pelaku serangan yang membawa tongkat kayu, pipa besi, dan batu. Mereka membabi buta melampiaskan aksinya sebelum lolos ke dalam gedung parlemen. Bahkan ada yang terlihat membawa senjata api.
Para pendukung presiden Maduro kemudian dengan mudah mencapai koridor gedung parlemen dan mulai menyerang dan melukai sedikitntya 7 politisi dan beberapa staf.
Baca: Siapa Maduro, Presiden Venezuela Seteru Amerika
Para penyerang juga memerintahkan wartawan untuk berhenti merekam dan mengambil foto dan diusir untuk meninggalkan tempat itu selama serangan brutal itu.
Kebrutalan itu baru berakhir pada senja hari setelah pasukan penjaga nasional datang dan membentuk barisan untuk mengamankan lokasi kejadian. Begitu lokasi keberutalan pendukung Maduro itu berhasil diamankan.
Seperti yang dilansir Al Jazeera pada 6 Juli 2017, 2 politisi terluka parah dan sangat pendarahan akibat luka di kepala.
Anggota parlemen oposisi Americo De Grazia mengalami cedera paling parah dan sempat tak sadarkan diri. Awalnya dia dikatakan berada dalam kondisi kritis, namun keluarganya kemudian melaporkan bahwa kesehatannya telah membaik.
Baca: Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
Selama serangan yang berlangsung selama 9 jam tersebut, sekitar 350 orang terjebak dalam Majelis Nasional. Beberapa saksi menyebutkan bahwa sering melihat aksi protes di Caracas, tapi belum pernah melihat yang sebrutal ini.
"Protes oleh pendukung pemerintah di parlemen adalah hal yang normal, namun kami belum pernah melihat kekerasan semacam ini sebelumnya," kata saksi.
Dalam siaran media sosial yang beredar, tampak sejumlah orang bermasker menendang dan memukuli anggota parlemen di luar gedung parlemen Palacio Federal Legislativo di Caracas.
Sebelum kebrutalan itu terjadi pada Rabu, Wakil presiden Venezuela, Tareck El Aissami pada Selasa, 4 Juli 2017, melakukan sidak mendadak ke gedung parlemen bersama dengan Kepala angkatan bersenjata, Vladimir Padrino Lopez.
Krisis Venezuela membuat Aissami berusaha memastikan pendukung presiden Nicolas Maduro yang melakukan serangan berdarah ke anggota parlemen benar-benar memberikan dukungannya ke pemerintah.
SKY NEWS|AL JAZEERA|YON DEMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar